BLANTERORBITv102

    Cara Nabi Berdagang dengan Spirit Al-Fatihah

    Sabtu, 01 Januari 2022

    BICARACARA─Cara Nabi Berdagang dengan Spirit Al-Fatihah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah Muhammad Saw menyatakan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah berdagang. Dengan berdagang, maka kita telah mengikuti jejak beliau sebagai seorang pedagang yang sukses. Cara berdagang yang dicontohkan oleh Nabi adalah berjualan dengan etika dan spirit keimanan yang tak melulu mencari untung duniawi.

    Cara Nabi Berdagang

    Perdagangan secara umum merupakan sunatullah. Sebagaimana disebutkan dalam surat An-Nisa ayat 29, bahwa kita dilarang saling memakan harta sesama dengan cara batil. Kecuali kita melakukan perniagaan dengan suka sama suka. Sebagai umat beriman, selayaknya kita mengikuti aturan dalam berdagang sesuai hukum Islam.

    Bicara cara berdagang yang dicontohkan Rasulullah Saw, perlu kiranya membaca sebuah buku berjudul 9 dari 10 Pintu Rezeki adalah Berdagang yang ditulis oleh Nur Wahyu Adi Wijaya. Dan berikut ini adalah ulasan hasil pembacaan buku yang diterbitkan oleh Al Fath Publishing tersebut.

    Cara Berdagang dengan Membangun Etika

    Sebagai umat beragama tentu saja kita berdagang tak sekadar mencari keuntungan saja. Dalam prosesnya pun kita harus dengan membangun etika berbisnis yang diatur dalam agama. Akhlak yang terpuji yang kita bangun pun sebenarnya kembali kepada kita juga sebagai sesuatu yang menguntungkan. Yakni tumbuhnya kepercayaan pembeli yang berbuah pada keinginan mereka berlangganan.

    Etika berdagang sejatinya bermuara pada sebuah visi akan hidup manusia sebagai khalifah di bumi. Visi yang memberikan pandangan jauh ke depan akan hakikat manusia sebagai makhluk Allah Swt yang diciptakan untuk mengelola kekayaan alam sebagai tempat hidupnya sebelum kembali ke akhirat kelak (halaman 42). Hal ini mengharuskan kita menjalankan perniagaan berdasarkan tuntunan Islam.

    Cara Nabi Berdagang dengan 7 Spirit Al-Fatihah

    Nur Wahyu Adi Wijaya dalam buku berjudul 9 dari 10 Pintu Rezeki adalah Berdagang ini mengulas sebuah cara islami dalam berdagang. Cara ini bertumpu pada surat Al-Fatihah, 7 ayat yang diulang-ulang (sab'ul matsani) membacanya saat salat. Setidaknya kita membacanya 17 kali dalam sehari, yakni sejumlah 17 rakaat salat wajib.

    Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

    وَلَقَدْ ءَاتَيْنٰكَ سَبْعًا مِّنَ الْمَثَانِى وَالْقُرْءَانَ الْعَظِيمَ

    "Dan sungguh, Kami telah memberikan kepadamu tujuh (ayat) yang (dibaca) berulang-ulang dan Al-Qur'an yang agung." (QS. Al-Hijr: Ayat 87)

    Penulis kelahiran Purwokerto, 6 November 1971 ini menyebutnya dengan The 7 Habits of Islamic Business. Dengan kode etik dari surat Al-Fatihah itu kita didorong untuk terus melakukan proses bisnis secara islami.

    Proses ini merupakan salah satu upaya berjihad dengan menegakkan aturan Allah dan Rasul-Nya dalam kaidah-kaidah perniagaan atau perdagangan atau secara umum dalam bermuamalah (halaman 71). Berikut ini ke-7 habit atau kebiasaan beretika yang diulas pada buku tersebut:

    1. Habit Jujur

    Jujur adalah modal utama dan berkaitan dengan kepercayaan. Sifat jujur Rasulullah Saw menjadi contoh terbaik yang harus dimiliki dalam berdagang. Konsumen akan percaya apabila produk yang dibuat memiliki kejujuran informasi yang bermanfaat.

    Sikap ini termotivasi ketika melafalkan ayat pertama surat Al-Fatihah yang artinya, "Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang." Ikrar mengatasnamakan Allah Swt mencerminkan perilaku yang selalu mendapatkan pengawasan dari-Nya. Meyakininya membentuk sikap jujur kita, utamanya dalam berdagang.

    2. Habit Ikhlas

    Prinsip ikhlas menentramkan hati dan menghargai hasil jerih payah kita. Sikap ikhlas menerima dengan rasa syukur kepada Allah Swt, terwujud dengan ilham ayat kedua Al-Fatihah; "Segala puji bagi Allah Rabb Semesta Alam".

    Sikap ikhlas dengan syukur dijanjikan Allah dengan bertambahnya kenikmatan, sebagaimana termaktub pada surat Ibrahim ayat 7. Sebaliknya kufur akan nikmat akan mendatangkan azab yang pedih.

    3. Habit Peduli

    Ayat ketiga menyebutkan sifat Allah yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Sifat kasih-sayang itu kita wujudkan dalam kegiatan sosial seperti berzakat, infak, dan sedekah sebagai bentuk kepedulian pada sesama.

    Setiap hasil usaha perniagaan yang disisihkan sebagian untuk zakat, infak, dan sedekah, akan membawa keberkahan pada harta dan mengalirkan pahala.

    4. Habit Visioner

    Meyakini Allah yang menguasai hari pembalasan, membentuk habit visioner bagi para pedagang. Jadi dalam berniaga mestilah memiliki pandangan jauh ke depan. Memiliki optimis tinggi dalam mencapai tujuan.

    Usaha perniagaan kita harus memiliki visi yang mampu menyelaraskan antara kepentingan dunia dan akhirat (halaman 81). Dengan begitu akan fokus pada satu tujuan: mengharapkan keridaan Allah Swt.

    5. Habit Disiplin

    Sikap disiplin terbentuk ketika kita istikamah dalam beribadah pada Allah Swt. Selaras dengan pernyataan dalam ayat kelima Al-Fatihah yang menyebut hanya Allah tempat menyembah dan memohon pertolongan.

    Salat adalah ibadah utama umat Islam yang jika didirikan dengan penuh kesadaran, wajib dilaksanakan dalam kondisi apapun, maka akan menuntun kita menjadi orang bertanggung jawab. Kedisiplinan terbentuk menjadi penopang dalam berniaga.

    6. Habit Komitmen

    Komitmen adalah keterikatan dalam berhubungan sepanjang waktu, untuk melakukan sesuatu yang telah disepakati. Sikap penting ini wajib ada dalam hubungan dengan rekan bisnis.

    Habit ini terbentuk selaras doa kita yang terwakili melalui ayat keenam: agar Allah Swt senantiasa menunjukkan ke jalan yang lurus. Ini juga termasuk komitmen kita kepada Allah Swt bahwa hanya pada-Nya bermuara segala niaga.

    7. Habit Loyalitas

    Loyalitas merupakan sikap konsisten dalam membina hubungan dengan pihak lain, meski banyak kendala dan permasalahan yang harus dihadapi. Sikap ini diharapkan menjadi kebiasaan, sikap tunduk dan pasrah pada Allah Swt sebagai pemberi nikmat.

    Esensi ayat terakhir Al-Fatihah merupakan orang-orang yang diberi nikmat, bukan orang yang dimurkai dan sesat. Keberkahan yang diidamkan hadir dengan loyalitas dari segenap pihak yang berhubungan dalam bisnis kita.

    Dari ketujuh habit itu akan terbangun sebuah pohon ilmu perilaku pengusaha muslim dalam membangun usaha bisnisnya. Cara berdagang dengan spirit Al-Fatihah memadukan dua kebutuhan manusia yakni duniawi dan ukhrawi.

    Dalam buku ini selain diulas The 7 Habits of Islamic Business, juga mengajak kaum muslimin membuka bisnis yang islami, membangun pasar dengan napas islam, dan membahas bagaimana bisa membangun loyalitas pelanggan. Tampaknya tak mungkin semua kita ulas di sini. Demikian sepintas tentang cara berdagang Nabi dengan spirit Al-Fatihah. Semoga bermanfaat.

    9 dari 10 Pintu Rezeki adalah Berdagang
    Sampul buku 9 dari 10 Pintu Rezeki adalah Berdagang

    Judul buku: 9 dari 10 Pintu Rezeki adalah Berdagang │ Penulis: Nur Wahyu Adi Wijaya │ Penerbit: Al Fath Publishing │ ISBN: 978-602-7668-55-3 │ Cetakan: 2014 │ Tebal: 172 halaman


    Author

    Wakhid Syamsudin

    Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

    1. Semoga aku bisa meneladani Rasulullah dalam berdagang 😁

      BalasHapus
      Balasan
      1. Aamiin. Begitu juga aku, semoga bisa mengikut beliau.

        Hapus