Masalah ketidaksuburan tak hanya terjadi pada perempuan, dalam hal ini laki-laki juga bisa mengalaminya. Masalah ketidaksuburan pada laki-laki juga menjadi faktor penyebab banyak pasangan harus berobat ke klinik fertilitas karena kesulitan mendapatkan kehamilan.
Ilustrasi pasangan suami-istri berobat ke klinik fertilitas |
Sayangnya, masalah ketidaksuburan pada laki-laki masih dianggap sebagai hal yang awam dan membuat banyak laki-laki kurang teredukasi. Padahal, ada banyak sekali loh masalah fertilitas yang bisa menyerang organ reproduksi laki-laki.
Masalah kesehatan yang menyerang organ reproduksi laki-laki
Masalah kesehatan yang menyerang organ reproduksi laki-laki adalah hal yang normal dan tidak perlu dianggap sebagai sesuatu yang memalukan. Berpikiran terbuka tentang hal ini, justru membuat banyak masyarakat lebih teredukasi dan masalah tersebut bisa segera diatasi. Nah, berikut ini adalah beberapa masalah kesehatan yang umum menyerang organ reproduksi laki-laki
1. Jumlah Sperma Rendah (Oligospermia)
Salah satu masalah fertilitas yang umum pada laki-laki adalah jumlah sperma yang rendah. Kondisi ini disebut oligospermia. Jumlah sperma yang rendah bisa mengurangi kemungkinan sperma mencapai sel telur untuk pembuahan.
Faktor-faktor penyebab oligospermia termasuk gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, serta pola makan yang buruk. Selain itu, faktor lingkungan seperti paparan bahan kimia berbahaya dan radiasi juga dapat mempengaruhi jumlah sperma.
2. Kualitas Sperma yang Buruk
Selain jumlah, kualitas sperma juga menjadi faktor penting dalam fertilitas. Sperma yang berkualitas buruk mungkin memiliki bentuk yang tidak normal atau kemampuan bergerak yang kurang (motilitas rendah).
Kualitas sperma yang buruk dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, varikokel (pembesaran pembuluh darah di skrotum), atau gangguan genetik. Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan penggunaan obat-obatan terlarang juga dapat memperburuk kualitas sperma.
3. Ketidakseimbangan Hormon
Ketidakseimbangan hormon juga dapat mempengaruhi fertilitas pada laki-laki. Hormon-hormon seperti testosteron, hormon luteinizing (LH), dan hormon perangsang folikel (FSH) memainkan peran penting dalam produksi sperma.
Kondisi medis tertentu, seperti hipogonadisme (kekurangan produksi hormon seks pria) atau gangguan kelenjar pituitari, dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon ini. Penggunaan steroid anabolik untuk peningkatan performa juga dapat mengganggu produksi hormon alami tubuh.
4. Gangguan Ejakulasi
Gangguan ejakulasi, seperti ejakulasi dini, ejakulasi retrograd (di mana sperma masuk ke kandung kemih bukannya keluar melalui penis), dan anejakulasi (tidak ada ejakulasi), dapat menjadi hambatan dalam proses pembuahan. Penyebab gangguan ini bisa bersifat psikologis atau fisik.
Faktor fisik termasuk cedera saraf, efek samping obat-obatan, dan penyakit tertentu seperti diabetes. Gangguan psikologis seperti stres, kecemasan, dan depresi juga dapat mempengaruhi fungsi ejakulasi.
5. Varikokel
Varikokel adalah kondisi di mana pembuluh darah di dalam skrotum membesar, mirip dengan varises pada kaki. Kondisi ini dapat meningkatkan suhu di sekitar testis yang berpotensi mengganggu produksi dan kualitas sperma.
Varikokel sering ditemukan pada pemeriksaan fisik dan dapat diatasi melalui prosedur bedah jika dianggap mempengaruhi fertilitas secara signifikan. Perlu diketahui juga bahwa varikokel menjadi salah satu penyebab utama masalah ketidaksuburan pada laki-laki.
6. Infeksi dan Penyakit Menular Seksual (PMS)
Infeksi pada organ reproduksi dan penyakit menular seksual seperti klamidia dan gonore dapat menyebabkan peradangan dan jaringan parut yang berpotensi menghambat jalur sperma. Infeksi ini sering kali tidak menimbulkan gejala sehingga banyak yang tidak menyadari bahwa mereka terkena infeksi. Pengobatan yang tepat dan cepat sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada sistem reproduksi.
7. Faktor Genetik
Beberapa masalah fertilitas pada laki-laki dapat disebabkan oleh faktor genetik. Kelainan kromosom seperti sindrom Klinefelter (XXY) atau sindrom Kartagener dapat mempengaruhi produksi dan fungsi sperma. Masalah genetik ini seringkali tidak dapat diubah, namun konsultasi dengan spesialis fertilitas dan genetika dapat membantu dalam pengelolaan kondisi ini.
8. Paparan Lingkungan dan Gaya Hidup
Paparan bahan kimia berbahaya, polusi, radiasi, dan panas berlebih dari penggunaan perangkat elektronik di dekat area genital dapat mempengaruhi produksi sperma. Gaya hidup yang tidak sehat seperti diet yang buruk, kurang olahraga, dan stres berlebihan juga berkontribusi terhadap masalah fertilitas.
9. Penyakit Kronis
Penyakit kronis seperti diabetes, penyakit tiroid, dan gangguan autoimun dapat mempengaruhi fungsi reproduksi. Kondisi medis ini sering kali membutuhkan pengelolaan jangka panjang yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kesehatan reproduksi secara keseluruhan.
Selain berkonsultasi ke dokter spesialis kesuburan, berkonsultasi dengan dokter yang bisa menangani penyakit kronis yang diderita juga tak kalah penting. Pengelolaan penyakit kronis dengan baik melalui pengobatan dan perubahan gaya hidup dapat membantu mengurangi dampaknya terhadap masalah fertilitas.
Sembilan masalah kesehatan di atas adalah hal yang normal dan bisa terjadi pada siapa saja. Jika belum terjadi, ada baiknya untuk melakukan berbagai upaya pencegahan dan jika sudah terjadi segeralah berkonsultasi dengan tenaga profesional.
Anda dan pasangan bisa berkonsultasi dengan tenaga profesional di klinik khusus kesuburan dan promil seperti Morula. Melakukan pemeriksaan dan konsultasi di Morula akan sangat bermanfaat untuk mengetahui masalah kesehatan apa yang sebenarnya menyebabkan Anda mengalami infertilitas.
Untuk informasi lebih lanjut Anda bisa mengunjungi laman resmi Klinik Morula atau datang langsung ke Klinik Morula dan lakukan konsultasi bersama para ahli di sana. Semoga bermanfaat, ya!
0 komentar